Kamis, 07 April 2011

Diutus Untuk Memberitakan Injil

Bacaan Matius 10 : 5—10

Tugas untuk mengabarkan dan menyatakan Injil yang berisikan tentang kabar baik, kabar tentang kasih Allah bagi dunia adalah merupakan tugas utama kita selaku murid-murid Kristus. Hal ini sejalan dengan apa yang diungkapkan oleh Narator dalam ayat 5 bahwa Yesus mengutus ke-12 muridnya. Apa artinya? Yang diutus adalah semua murid, tanpa kecuali. Yesus sendiri tidak bersikap : hey petrus, karena Kamu terlalu kasar, kamu tidak usah pergi memberitakan Injil. Kamu saya kasih tugas lain saja. Begitu juga dengan Yudas, Yesus tidak mengatakan bahwa ah ale seng bisa dipercaya, oleh karena itu biar ale tinggal di rumah saja. Oh tidak, disini terlihat bahwa Yesus menugaskan semua murid. Tidak ada yang tidak. Sebab tugas memberitakan injil merupakan tugas utama semua murid Kristus, termasuk saudara dan saya.

Persoalannya untuk memberitakan injil, bagaimana caranya? Apakah kita mesti jadi, Koordinator unit/pengurus wadah organisasi, majelis jemaat atau bahkan pendeta? Bagaimanakah cara yang benar untuk kita dapat memberitakan injil??? Apakah sebatas memimpin ibadah, berkhotbah ataukah ada cara yang lain bagi kita untuk bias memberitakan Injil???

Kita semua memiliki beban tanggung jawab masing-masing di tempat-tempat kita bekerja dan beraktifitas, bersama-sama dengan sesama yang ada di tengah realitas hidup kita. Oleh karena itu, selain bekerja…kita juga mestinya tidak melupakan tugas pokok kita untuk memberitakan injil sebagai kabar baik bagi kehidupan sesama, lewat kata-kata, tetapi juga yang terpenting dalam tindakan dan perbuatan hidup. Ketika ada pertikaian dan konflik, selaku murid-murid Yesus…kita mestinya hadir untuk membawa pendamaian. Ketika ada sesama kita yang lapar kita hadir sebagai orang-orang yang mampu mengenyangkan, Ketika ada dukacita, kita hadir untuk menghapus air mata dan mengubahnya menjadi senyuman. Tatkala terjadi ketidakadilan bagi mereka yang terpinggirkan, kita mestinya hadir untuk menyuarakan keadilan dan kebenaran.

Kata diutus, yang berasal dari bahasa yunani, Paragellein adalah istilah yang dipakai di dunia kemiliteran. Ketika komandan memberi perintah, satu-satunya jawaban kita adalah “siap”. Begitu juga dengan memberitakan injil, tidak ada kata lain bagi kita para murid selain “siap” untuk memberitakan Injil.

Kata Paragellin juga sering dipakai diantara kedua sahabat karib. Ketika seseorang sahabat kita meminta pertolongan, pasti kita tidak akan menolaknya. Kita akan berupaya melakukan apa yang dapat kita lakukan untuk membantunya. Saya kira sikap ini harus ada ketika Sobat sejati kita yang paling setia, meminta kita melakukan sesuatu bagiNya. Melakukan sesuatu dengan penuh sukacita.

Selanjutnya, Kata Paragellein juga dipakai oleh seorang raja/presiden untuk menunjuk seseorang menjadi duta besarnya. Seandainya saudara dan saya dipilih untuk menjadi duta bagi Negara, bukankah ini merupakan sebuah kehormatan bagi kita? Kita menjadi utusan raja/presiden. Bagaimana mungkin kita menolaknya? Yang pasti, tugas ini akan kita laksanakan sebaik-baiknya agar tidak mengecewakan. Untuk raja saja kita pasti akan melakukan yang terbaik, apalagi untuk Tuhan. Ini merupakan suatu kehormatan yang luar biasa.

Dan yang terakhir, dalam film-film silat kata Paragellein itu dipakai oleh seorang guru kepada muridnya untuk melaksanakan misinya dengan penuh ketaatan, bahkan sang murid akan merasa terhormat jika ia pun harus mati demi misi itu.

Sikap taat tanpa perlawanan, walapun bisa menolak, tidak akan menolak, inilah yang dikehendaki Yesus. Sebab memberitakan Injil adalah tugas pokok kita selaku murid-murid Kristus, melakukan sesuatu yang terbaik bagi sahabat sejati kita dan sebuah menjadi sebuah kehormatan untuk dilaksanakan sebaik-baiknya dengan kesadaran bahwa, apa yang dilakukan bukanlah sebuah tugas yang tanpa resiko.

Pesan pengutusan Yesus dalam teks ini tidak dialamatkan kepada bangsa lain, ataupun kepada orang samaria. Melainkan kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel. Pesan ini tidak bermaksud untuk merendahkan bangsa-bangsa di luar Israel sebagai kaum yang kafir dan menunjukan perhatian Yesus hanya bagi Israel, sebab Yesus bukan tokoh rasialis, ia tidak membedakan hitam dan putih, kaya miskin, laki-laki perempuan, intinya Yesus tidak diskriminatif.

Jadi kira-kira apa alasan Yesus mengatakan demikian???

Yang ingin Yesus katakan ialah bahwa kita tidak perlu untuk terlalu ambisius. Ingin mencapai dunia, ingin mengubah dunia dan melakukan hal-hal yang terlalu tinggi dan besar. Ambisi seperti itu malah akan membuat kita tidak mampu untuk berbuat apa-apa. Oleh karena itulah, banyak organisasi Kristen yang programnya selangit, tetapi tidak ada yang bias dilaksanakan dan bermanfaat. Mestinya kita berjalan selangkah demi selangkah. Mulai dengan yang terbatas, yang memang terjangkau dan ada dalam batas kemampuan kita.

Pada ayat yang ke-7 mengandung perintah, yakni “pergi dan beritakanlah”, kerajaan sorga sudah dekat. Masa kini, banyak orang Kristen takut untuk berbicara, sebab nanti dibilang cari muka, banyak resikonya, takut dikucilkan, dan sebagainya. Tetapi pada ayat ke-8 mengatakan bahwa jangan hanya bicara, perkataan dan perbuatan harus sejalan. Kita harus mengatakan apa yang lakukan dan melakukan apa yang kita katakan. Inilah tugas kita, secara Khusus Kring PI……….

Yang berperan sebagai salah satu media untuk mengabarkan Injil/kabar baik bagi semua orang, khususnya bagi mereka yang lemah di tengah realitas hidup kita.

Akhirnya ayat 9 dan 10 mengungkapkan bahwa selaku murid-murid Kristus, ketergantungan kepada Tuhan dalam melaksanakan tugas pemberitaan Injil adalah hal yang utama. Jangan cari pendukung dalam dunia ini. Jangan mengandalkan strategi kita, tetapi justru karena kita hanya bergantung kepada Tuhan, maka kita akan kuat dan tidak takut.

Ini baru orang Kristen yang benar. Tidak sombong, rendah hati, mengakui kelemahan dan kekecilannya. Kita hanya utusan, suruhan. Tetapi tidak rendah diri. Tidak minder. Tegar dalam perjuangan, karena kita tahu, Tuhanlah yang mengutus kita.

(Inspirated by. Pdt. Dr. Eka Darmaputera)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar